I don't know why tiba-tiba pengen nge-post lagi. Hehe. Kali ini tentang kritikan dan hinaan, seperti yang kalian baca di judul. Tanpa banyak nasi basi, silakan~!
Beberapa waktu yang lalu, gue mendapat kabar bahwa salah satu komik di
webtoon (Iya, gue pembaca webtoon) berhenti di tengah jalan karena banyaknya
hate comment. Bagi kalian yang baca webtoon pasti tau.
Karena tingkat kekepoan gue sangatlah tinggi, gue langsung nyari akun
pribadi si author dan ketemu akun tumblr pribadinya. Langsung aja gue scroll
down-scroll up-scroll down-scroll up, gitu aja terus sampe nenek gue buat
webtoon.
Dari sekian tulisan yang gue baca, gue dapat menyimpulkan bahwa dia
berhenti karena banyaknya hate comment dan itu membuat dia ga nyaman. Harusnya
dengan bikin webtoon dia tuh terhibur, tapi malah sebaliknya, dia malah
tertekan karena banyaknya hate comment. Daripada pusing sendiri, mending tutup
aja dah.
Jujur, gue sedih, miris, dan marah bacanya. Gila, the power of hate
comment bener-bener kuat. Betapa beringasnya mulut para reader sampe-sampe
‘membunuh’ author. Apalagi, gue baru baca komiknya beberapa hari sebelum berhenti.
Dan gue suka komiknya, berharap komik ini akan bangun dari tidur panjangnya,
tapi harapan gue pupus waktu liat komik itu update, dan malah update pengumuman
stop.
Gue menyayangkan pasukan hate comment. Oleh karena pedasnya kata-kata
kalian, kalian sampe memadamkan sparkle orang lain. Mengubah hiburannya menjadi
mimpi buruk. Itu semua terjadi gara-gara Cuma ada beberapa pihak yang ga suka.
How selfish!
Beberapa bulan kemudian, tepatnya beberapa hari yang lalu, gue baca
tulisan di wattpad tentang dunia tulis-menulis sesungguhnya, dimana yang tenar
ga selalu berarti sangat bagus. Di sertakannya juga beberapa screenshot review
beberapa novel wattpad yang terbit dan kurang mendapat respon bagus dari
masyarakat. Simpulannya, tenar bukan selalu berarti bagus, bahwa kalo mau nulis
yang bagus itu belajar terus, jangan andalkan ketenaran, terbukalah pada
kritik, sekeras apapun kalo itu membangun ya telen aja, dan dunia perbukuan
sungguhlah keras. Kuatkan hatimu.
Hmm, kritik dan hinaan. Ada yang menghina, tapi keliatan kayak mengkritik
karena bahasanya halus. Ada yang mengkritik, tapi keliatan menghina gara-gara
bahasanya keras. Hmm..
Pertama, gue bakal bahas hinaan. Siapapun itu pasti gamau dihina,
dilecehin, apalagi perpaduan keduanya sambil diludahin. Ga ada yang sudi, bray.
Ga ada yang terima kalo kerja kerasnya dihina seenak udel. Menghina-dina karya
orang lain yang si penghina aja belum tentu mau dan bisa melakukan apa yang
dihina, tapi udah berlagak kayak Tuhan di bidang itu. Judge sana-sini, komentar
di segala sisi. Ngorek ngorek di sela-sela karya hingga terlihat kurangnya, ga
ngasih solusi pula. Apaan. Cih. Kalo ga suka dari awal mending ga usah liat
daripada mulutnya berkoar.
Guys, please, hargai karya orang lain. Kalian ga tau apa yang dilalui,
diperjuangin, seberapa keringat yang ngucur, dan betapa tebalnya kantong mata
yang berhasil dia buat demi karyanya itu. Dan setelah di tunjukin, malah kalian
injek? Mungkin di depan dia masih senyum dan nanggepin itu dengan slow, padahal
mah dalem hatinya, APAAN DAH NI KUCRUT NGEHINA HINA APA SI KAYAK DIA BAGUS
ASDFGHJKLQWERTYUIPOSK6$#56R$y!!!#R$%&Y(*_)(&^$ *ngambil kapak* . Dan
malah, hinaan kalian malah bisa bikin orang ga pede dan akhirnya mengakhiri
perjuangannya loh.
Kalo misalnya kalian ngelihat ada kekurangan, mending sampein baik-baik
mana kurangnya. Kan sip, enak. SI author juga pasti bakal berterima kasih sama
kalian karena bisa bikin karyanya lebih baik lagi. Tentang cara penyampaian,
sangat disarankan MEMAKAI BAHASA YANG HALUS, karena pasti tiap orang beda-beda.
Kalo pake bahasa yang kasar, takutnya orang salah paham dan malah ngedown.
Serasa, apa gunanya gue bikin ini kalo tanggepannya gini. Batu butangkup,
telanlah aku...
Kalo gue pribadi sih ya, gue membuka lebar-lebar kesempatan bagi orang yang
mau kasih kritik dan saran. Gue juga ga masalah kalo gue dikritik dengan cara
kasar, selama itu membangun dan bikin karya gue better than before, oke akan
gue telan mentah-mentah, sepahit apapun itu. Kalo ada yang ngehina karya gue
tanpa ngasih solusi, gue senyumin aja sih. Paling besoknya gue lacak terus
kirim granat ke alamat rumahnya <(‘’)
Yha, gue pikir cukup sampe sini. Maaf kalo
pendek bener, gatau kenapa yang dikeluarin Cuma segini padahal dalem hati mah
udah tumpeh-tumpeh. Kadang gue gak ngerti sama diri gue sendiri. Eh. Yaudahlah
ya, yang penting HARGAI KARYA ORANG LAIN
ya guys.
See you on the next post
Maju terus dunia sastra dan perkomikan Indonesia!
Cheers,
Sirakun
0 komentar:
Posting Komentar